Sumber: Jokowi dan Zuckerberg, momentum yang baik untuk inovasi (sbrgbr:JWofficial)
Apa sih sebenarnya tujuan boss facebook Mark Zuckerberg datang ke INDONESIA?
Berikut adalah informasi yang di kutip dari kompasiana.
Diskusi Wide Shot Metro TV kali ini membahas tentang kedatangan Big Boss Facebook Mark Zuckerberg ke Indonesia, dengan mengambil tema pertanyaan “Kenapa Zuckerberg bertemu Jokowi”? dialog ini mengundang dua narasumber yaituKartika Djoemadi, seorang Netizen dan Yunarto Wijaya, seorang pakar Komunikasi Politik.

Kenapa harus ke Indonesia? 
Kartika Djoemadi mengatakan bahwaIndonesia sebagai pengguna internet No.8 di dunia denganjumlah 82 juta pengguna internet di Indonesia juga karena pengguna facebook di Indonesia no.2 di dunia, apalagi Jakarta kota paling berkicau (twitter).
Dengan dasar itu, begitu jelas Indonesia adalah pasar besar bagi perkembangan Facebook sehingga Zuckerberg menyediakan waktu khusus datang di Indonesia sekaligus mempromosikan internet.org, dan merencanakan pembukaan kantor facebook di Indonesia, seperti yang sudah dilakukan google.

Kenapa tidak bertemu SBY harus Jokowi ?  
Yunarto Wijaya, Pengamat komunikasi Politik, mengatakan dengan data – data tersebut (Indonesia pasar bebas bagi perkembangan sosial media) dan secara kualitatitf kita paling berkicau (Twitter) maka masuk akal facebook akan membuka kantor cabang di Indonesia,Kenapa bertemu Jokowi?. Yunarto meyakini Zuckerberg sudah mengadakan pantauan terhadap sepak terjang Jokowi sebelumnya, apalagi gerak netizen yang begitu besar ketika mendukung Jokowi ketika menjadi Gubernur DKI danmenjadi Presiden, dari segi pribadi, Zuckeberg pasti melihat bahwa Jokowi adalah pribadi yang terlihat menghargai perkembangan sosial media dan mendukung teknologi Informasi.

Apakah ini Strategi Politik Jokowi menggandeng Zuckerberg ?  
Yunarto berpendapat jika kita melihat momentum apalagi sesudah pertarungan legislatif dan eksekutif, walaupun sudah kalah, sosok Jokowi dikenal sangat getol menggunakan demokrasi partisipasi, seperti partisipasi begitu besar dari netizen dan relawan.
Artinya tanpa menggandeng Zuckerberg pun Jokowi tetap menjadi daya magnet yang besar bagi netizen dan relawan,Jokowi juga jelas membuktikan bahwa orang yang “ndeso” ini menggunakan teknologi sosial media dengan sangat baik baik untuk kampanye atau untuk kepentingan rakyatnya.

Zuckerberg datang, keuntungan siapa? 
Kartika dan Yunarto sepakat bahwa Zuckerberg jelas mendapat keunutungan karena pasar besar FB yang sudah ada di Indonesia, sedangkan Jokowi jelas ingin menujukkan bahwa dia berpikir untuk mengembangkan teknologi Informasi , dan menjadi simbolisasi dari perkembangan yang modern.
Yunarto menjelaskan Jokowi sudah memulai dua kali teknologiTele Conference dijalankan padahal di era SBY, SBY dinilai termasuk gagal dalam menjalankan hal – hal seperti ini, dan jika Jokowi berhasil membangun sebuah sistim seperti e- blusukkan maka akan menarik dan menguntungkan sekali.

Apa itu E-blusukan? 
Kartika menjelaskan E-Blusukan adalah sebuah perangkat dimana Jokowi ingin mengetahui secara detail permasalahan, jika ada sekolah yang rusak, Jokowi dapat tahu lebih detil dengan mengklik dan mencari tahu letak sekolah, dan solusi untuk menangani masalah tersebut,
Lebih daripada itu Yunarto menjelaskan bahwa E- Blusukan diharapkan menjadi solusi dan sistim yang coba dibangun ini disesuaikan dengan kompleksitas birokrasi di Indonesia, misalnya jika ada jalan kabupaten yangrusak maka langsung akan terkoneksi dengan dians terkait di tempat jalan tersebut berada artinya dengan sendirinya ada komunikasi dengan baik dengan pemerintah daerah.

Bagaimana Jika dari segi anggaran E-Blusukan tidak didukung oleh Parlemen? 
Kartika menjelaskan bahwa jika E- Blusukkan ini tidak mendapat anggaran yang cukup maka jokowi akan memberdayakan relawan – relawannya serta Netizen untuk berpartisipasi dengan mengumpulkan data, lalu memasukkan di sistim,contohnya yang sudah dilakukan oleh netizen dilebihbaik.org untuk mendukung program – program pemerintah.

Seperti apa Politik netizen? 
Yunarto menjelaskan bahwa Netizen itu peserta politik yang apatis karena terlalu sibuk, padahal jika dilibatkan maka akan bisa sampai level revolusi seperti di Mesir malahan di Cina, pemerintah pun takut akan netizen.
Tanpa E- Blusukanpun Jokowi akan ditopang oleh netizen, sikap mereka yang akdang – kadang melalui jempol sekalipun dapat bisa menjadi representatif dari orang – orang disekitarnya apalagi jika kita lihat dari riset yang dilakukan bahwa suara menengah dari netizen linear dengan keinginan masyarakat secara umum.

Kesimpulan
Tentu masyarakat berharap ada follow up dari kedatangan Mark Zuckeberg ini, dari beberapa agenda jelas kita berharap langkah yang paling mudah dilakukan yang menunjukkan keseriusan Zuckerbeg yaitu membuka kantor Facebook terlebih dahulu, yang lebih besar adalah kedatangan Zuckeberg dan dukungannya terhadap even internet.org akan menjadi stimulus yang besar untuk pengembangan sistim e-blusukan dan apliaktif yang cepat sesudah Jokowi dilantik nanti dan bukan sebuah lip service belaka.
Saya juga mengingat akan sebuah kutipan menarik “tidak ada yangkebetulan di dunia ini”, semoga kedatangan Zuckerberg dan silahturahminya dengan Jokowi ini menjadi titik terang atau momentum untuk sebuah inovasi bagi bangsa dan negara kita…Salam.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top