Penyakit Diabetes termasuk penyakit ganas yang cukup ditakuti setiap orang. Nah akhir-akhir ini ditemukan alat deteksi Diabetes pertama di Indonesia.
Laboratorium Bio Sains Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jawa Timur, menciptakan alat pendeteksi dini atau diagnostic kit dini penyakit diabetes mellitus (DM).
Alat yang diberi nama KIT GAD65 itu adalah alat pendeteksi pertama di
Indonesia yang berhasil diciptakan para peneliti kedokteran yang
mengajar di Universitas Brawijaya (UB) Malang.
Ketua tim peneliti, Aulan Ni'am, menyebutkan, KIT GAD65 ini merupakan
alat paling sederhana yang memiliki tingkat sensitivitas (akurasi) 100
persen dan tingkat supersitivitas sebesar 90 persen.
"Tim sudah melakukan uji pada 130 orang. Hasilnya 100 persen akurat.
Tim berhasil menemukan alat tergolong susah. Saya dan tiga orang lainnya
harus berjuang melahirkan alat ini," jelas Aulan, ditemui seusai acara
peluncuran di Universitas Brawijaya Malang, Rabu (26/2/2014).
Penelitian untuk melahirkan alat tersebut dilakukan selama 20 tahun,
yang dimulai sejak 1998 dengan menghabiskan dana sekitar Rp 3,5 miliar.
"Awalnya kami menggunakan hewan kelinci, tikus, setelah itu kita buat
sel manusia melalui bakteri E-coli," bebernya.
Adapun cara kerja alat tersebut cukup sederhana. Pertama, mengambil
sampel darah pasien yang akan dites sebanyak 20 mikro. Darah tersebut
lalu diteteskan pada sebuah alat pendeteksi bernama rapid test.
"Setelah diteteskan baru dikasih buffer agar darahnya bergerak di rapid test. Selanjutnya diberi signal reagent agar alat ini bekerja," ungkapnya.
Setelah diberi signal reagent, rapid test ditutup
dan menunggu hasil selama 30 menit. "Pasien yang positif DM akan
ditandai dengan dua garis, sedangkan yang negatif akan ditandai dengan
satu garis," katanya.
Jika satu garis di bawah sendiri, kata Aulan, artinya invalid atau
masih belum bisa terdeteksi. "Tak hanya untuk orang dewasa, alat ini
juga bisa digunakan pada bayi yang baru lahir. Tes pada bayi ini untuk
mengetahui potensi penyakit DM pada bayi akibat riwayat gen dari
orangtuanya," katanya.
Kalau diambil darahnya langsung harus di atas dua tahun atau bisa juga diambil darahnya dari tali pusarnya.
Rencananya, KIT GAD65 ini akan diproduksi secara massal bekerja sama
dengan PT Biofarma Tbk. Alat deteksi itu akan dibanderol dengan harga Rp
150.000 per alat.
"Karena untuk tes DM di laboratorium membutuhkan biaya minimal 150 dollar AS atau sekitar Rp 1,8 juta," katanya.
Rektor UB, Yogi Sugito, menambahkan bahwa riset tersebut merupakan
kontribusi yang telah dilakukan oleh pihaknya kepada masyarakat.
"UB berhasil menciptakan teknologi baru di bidang kesehatan dan ini adalah awal kebangkitan pelopor PTN di Indonesia," katanya.
Penyakit diabetes bisa diobati dengan zat xanthone yang terdapat pada kulit manggis. Untuk itulah banyak obat herbal kulit manggis yang dijual di toko-toko herbal.
0 komentar:
Posting Komentar